Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan industri mainan dalam negeri mencatat surplus net ekspor perdagangan internasional dalam lima tahun terakhir, dengan nilai ekspor pada tahun 2024 mencapai 610 juta dolar AS atau Rp10 triliun (kurs Rp16.390).

"Ini merupakan pencapaian yang membanggakan sekaligus juga membuktikan ketangguhan industri manufaktur Indonesia di arena internasional. Artinya, di tengah disrupsi ekonomi dunia, industri manufaktur dalam negeri masih terbukti memiliki ketahanan dan daya saing yang kuat di level global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat.

Dijelaskan dia, kinerja sektor industri mainan anak nasional mencatatkan surplus net ekspor dalam lima tahun terakhir dengan nilai ekspor pada tahun 2024 meningkat 13,8 persen jika dibandingkan pada tahun 2023. Adapun negara tujuan utamanya adalah Amerika Serikat lantaran termasuk dalam rantai pasok global.

Dalam catatan pihaknya pada 2020 surplus yang didapat dari sektor ini yakni 231 juta dolar AS atau Rp3,7 triliun, pada 2021 surplus 317 juta dolar AS atau Rp5,2 triliun, dan 2022 meraup untung 364 juta dolar AS atau Rp5,9 triliun.

Selanjutnya pada 2023 surplus 292 juta dolar AS atau Rp4,78 triliun, dan pada 2024 meraih surplus 317 juta dolar AS atau Rp5,2 triliun.

“Negara tujuan ekspor terbesar untuk industri mainan anak nasional yaitu ke Amerika Serikat sebesar 48 persen dari total ekspor mainan anak Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan ke Inggris, Singapura, China, dan Jerman,” ujarnya.

Jika ditilik lebih dalam, pada tahun 2024, produk mainan anak buatan Indonesia berkontribusi sebesar 2 persen atau senilai 289 juta dolar AS atau Rp4,73 triliun dari total impor produk mainan Amerika Serikat dari dunia.

Jenis produk mainan anak nasional yang menjadi unggulan ekspor ke Amerika Serikat antara lain boneka, stuffed toys, mainan lainnya, mainan skala/model, dan mainan blok set.

“Hal ini mengindikasikan masih besarnya peluang ekspor Indonesia untuk penetrasi ke pasar domestik Amerika Serikat,” kata Menperin.

Adapun salah satu industri mainan anak nasional yang berhasil menembus ekspor ke Amerika Serikat serta beberapa negara tujuan lainnya, adalah PT Royal Regent Indonesia (RRI)yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah.

Perusahaan yang baru beroperasi secara penuh pada November 2023 ini, merupakan bagian dari Walden Toys Group Hong Kong. PT RRI kembali mengekspor produk mainan sebanyak enam kontainer senilai 688.662 dolar AS atau setara dengan Rp11 miliar.

Produk yang diekspor di antaranya yaitu kursi mainan anak, baju boneka, hingga traktor mainan.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita menyatakan dilihat dari peringkat negara berdasarkan kontribusi ekspor industri mainan anaknya ke dunia, Indonesia sebetulnya memiliki pangsa pasar ekspor industri mainan sebesar 0,48 persen atau menduduki peringkat ke-22 dari 195 negara.

Capaian ini menandakan potensi besar industri mainan anak nasional untuk tumbuh lebih kompetitif di pasar internasional sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Sebagai sektor padat karya dan berorientasi ekspor, industri mainan anak nasional telah menyerap lebih dari 37 ribu tenaga kerja dengan jumlah total industri sebanyak 204 unit usaha pada tahun 2024. Usaha ini terdiri atas 124 industri besar dan sedang, 80 industri kecil, serta 10 sentra IKM mainan anak.

“Sentra IKM mainan anak ini tersebar. Di Jawa Tengah terdapat 4 sentra, 1 sentra di Jawa Timur, dan 5 sentra di Jawa Barat,” ungkap dia.

Pertumbuhan sentra IKM mainan anak nasional, sekaligus tingginya ekspor industri mainan anak nasional selama beberapa tahun terakhir tersebut, semakin memperkuat kinerja sektor industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan.

Sumber: https://www.antaranews.com