Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mewujudkan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) industri dengan menjalankan Technical and Vocational Education and Training (TVET) 4.0 di lingkungan pendidikan vokasi yang diselenggarakannya.

"TVET 4.0 adalah pendidikan dan pelatihan vokasi yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk pekerjaan di bidang Industri 4.0," jelas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Untuk memaksimalkan penerapan Industri 4.0 di unit pendidikan tingginya, BPSDMI Kemenperin melakukan asesmen TVET 4.0 yang mampu mengukur level implementasi TVET 4.0 di kampus-kampus vokasi Kementerian Perindustrian sebagai langkah awal.

Untuk mendukung asesmen TVET 4.0, BPSDMI Kemenperin menyelenggarakan pelatihan asesmen untuk asesor internal melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) di 10 Politeknik dan 2 Akademi Komunitas di lingkungan Kemenperin pada Agustus hingga September 2022.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai Indonesia-Swiss sukses bekerja sama mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten sektor industri melalui pendirian Politeknik Industri Petrokimia Banten yang perkuliahan pertamanya akan dimulai pada 19 September 2022.

Kolaborasi kedua negara tersebut juga diwujudkan melalui proyek Skill for Competitiveness (S4C).

“Kami berterima kasih kepada tim S4C yang telah mendukung sejak awal penyusunan dokumen pendirian, penyusunan kurikulum hingga penentuan layout peralatan di politeknik ini dengan berkolaborasi dengan beberapa politeknik Kemenperin,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Swiss merupakan salah satu negara yang konsisten memberikan dukungan kepada pendidikan vokasi di Indonesia. Melalui proyek S4C atau Swisscontact, Swiss telah berkolaborasi dalam berbagai kegiatan untuk membantu kesiapan SDM kompeten Indonesia.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut ekspor industri makanan dan minuman meraup 21,3 miliar dolar AS pada periode Januari-Juni 2022.

“Angka itu meningkat 9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar 19,5 miliar dolar AS,” ungkap Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Pada periode yang sama industri makanan dan minuman memberi kontribusi sebesar 38,38 persen terhadap PDB industri nonmigas sehingga menjadi subsektor dengan kontribusi PDB terbesar di Indonesia.

Kinerja gemilang lainnya dari industri makanan dan minuman yakni mampu menarik investasi sebesar Rp21,9 triliun hingga kuartal II tahun 2022 dan menyerap tenaga kerja hingga 1,1 juta orang.

Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat dinilai tidak akan menganggu proyeksi seluruh lini industri penyedia kebutuhan pokok, khususnya farmasi.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan sensitivitas permintaan pasar terhadap industri farmasi kecil lantaran konsumen tidak memiliki opsi lain untuk mencari alternatif produk terkait dengan obat-obatan.

"Kalau sakit, mau tidak mau orang akan tetap membeli obat-obatan. Jadi, sensitivitas permintaan pasar terhadap harga produk kecil," kata Faisal kepada Bisnis, Senin (5/9/2022).

Dikutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pengeluaran per kapita per bulan orang Indonesia untuk keperluan obat-obatan di kisaran Rp800.000.

Kalangan ekonom menilai fasilitas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berpeluang menarik perusahaan-perusahaan di sektor riil untuk memanfaatkan fasilitas tax allowance.

Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, keringanan finansial yang bisa dimanfaatkan tidak menutup kemungkinan mendorong perusahaan di kawasan industri untuk memanfaatkan insentif fiskal itu.

"Banyak perusahaan terdampak oleh kenaikan harga BBM. Idealnya, kondisi ini membuat mereka tertarik untuk memanfaatkan fasilitas tax allowance," kata Faisal, Selasa (6/9/2022).

Apabila perkiraan kalangan ekonom tersebut benar, maka pemanfaatan tax allowance oleh perusahaan-perusahaan di kawasan industri akan terealisasi untuk pertama kalinya dalam kurun 5 tahun terakhir.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Purchasing Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2022 yang mencapai 51,7, semakin menguat dari angka 51,3 pada bulan sebelumnya, yang mengindikasikan industri nasional kian kondusif.

“Peningkatan indeks PMI Manufaktur didorong oleh kenaikan penjualan dari permintaan domestik. Hal ini sebagai tanda bahwa upaya pemulihan ekonomi dari hantaman pandemi telah menunjukkan dampaknya,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Kondisi pengoperasian sektor manufaktur Tanah Air, menurutnya, terus membaik dalam 12 bulan terakhir. PMI Manufaktur Indonesia terus menunjukkan peningkatan, di tengah menurunnya indeks tersebut di negara-negara Asia lainnya seperti Korea Selatan (49,8 di Juli 2022 menjadi 47,6) dan Jepang (52,1 pada Juli 2022 menjadi 51,5).