Industri peralatan listrik di Cikarang PT Jinheung Electric Indonesia rutin mengekspor produk peralatan listrik rumah tangga ke Korea Selatan, di antaranya miniature circuit breaker (MCB), power socket dan switch ke pasar Korea Selatan (Korsel).
“Kami melihat daya saing industri peralatan listrik di dalam negeri sudah mampu kompetitif dengan produk impor. Untuk itu, potensi ini perlu dioptimalkan dengan memfasilitasi perluasan pasar ekspor,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier lewat keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Taufiek menilai, bisnis industri peralatan listrik cukup prospektif ke depannya seiring dengan upaya mengakselerasi penerapan Industri 4.0.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai industri besi dan baja akan mengeliat seiring dengan optimisme sektor konstruksi.
Plt. Kasubdit Logam Besi Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin Rizky Aditya Wijaya mengatakan program vaksinasi nasional yang ditargetkan tahun ini mencapai herd imunity 70 persen pada kisaran 181 juta penduduk. Pemerintah berkomitmen mendukung peningkatan produksi dan penyerapan baja konstruksi dalam proyek nasional melalui empat instrumen.
Pertama, insentif harga gas bumi tertentu US$6 per MMBtu, di mana industri baja menjadi salah satu sektor pengguna.
Kedua, mekanisme regulasi impor yang ketat melalui pertimbangan teknis yang sesuai dengann supply demand nasional, sehingga diharapkan produk dalam negeri lebih banyak beredar di dalam negeri.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah fokus untuk terus meningkatkan investasi di Tanah Air sebagai salah satu upaya strategis agar dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dari dampak pandemi COVID-19.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa kunci pertumbuhan ekonomi kita adalah di investasi. Maka itu, Kemenperin aktif berkontribusi dalam menarik investasi baru, khususnya sektor industri,” kata Menperin lewat keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Kemenperin mencatat terdapat 81 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp921,84 triliun, yang akan dipacu realisasinya untuk pengembangan proyek hilirisasi dalam kurun waktu tahun 2023-2030. Dari total investasi tersebut, bakal menyerap tenaga kerja sebanyak 125.286 orang.
“Dari investasi ini, tentunya akan menciptakan lapangan kerja yang banyak. Hal ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Selain itu juga akan mengurangi tingkat pengangguran, baik itu karena pandemi atau angkatan kerja baru,” papar Agus.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan bahwa beberapa subsektor industri manufaktur di tanah air mencatat performa positif di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Subsektor ini menjadi penopang angka pertumbuhan industri pengolahan.
Sementara itu secara total industri manufaktur mengalami kontraksi sebesar 2,22 persen pada tahun lalu. Namun, bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, Agus melihat sudah ada tren positif dan pertumbuhan industri sudah mengalami rebound.
Adapun salah satu subsektor manufaktur yang juga memberikan kontribusi positif pada kuartal IV/2020 adalah industri pendukung bangunan yakni semen. Pada kuartal IV/2020, produksi semen sebesar 18,53 juta ton atau naik 2,91 persen secara kuartalan. Pengadaan semen dalam negeri pada periode tersebut meningkat sebesar 18,06 juta ton atau 3,11 persen secara kuartalan.
Agus mengatakan, sebagai upaya terus mendorong daya saing sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, Kemenperin terus mendorong penerapan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mencatat kenaikan produksi dari produk kain atau weaving sebesar 150 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ketua Umum Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) Suharno Rusdi mengatakan kenaikan produksi tersebut didorong kebijakan pemerintah yang mulai mengerem kain impor dari luar negeri.
Alhasil, pasar IKM yang biasanya menyerap kain impor sekarang bisa menyerap hasil produksi industri kain lokal.
Adapun industri TPT mencatat 60 persen serapan kain adalah IKM. Artinya, jika produksi sudah naik dan IKM sudah kembali menyerap produk ada indikasi TPT mulai memasuki fase pemulihan.
"Perkembangan industri weaving sangat menggembirakan, ada kenaikan produksi sekitar 150 persen jika kita bandingkan denga tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/3/2021).
Para pelaku industri makanan dan minuman menilai penurunan Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia per Februari 2021 tidak mencerminkan kinerja produsen saat ini. IHS Markit melaporkan perolehan PMI manufaktur Indonesia periode Februari tercatat 50,9 lebih rendah dari periode Januari 52,2.
Meski masih di level ekspansif tetapi angka tersebut tidak menunjukkan laju pertumbuhan setelah PMI yang terus terungkit selama 4 berturut-turut.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan kondisi produksi di pabrik mamin awal tahun ini sudah mulai berkapasitas penuh untuk mengejar stok Ramadan dan Lebaran. "Memang PMI ada sektor lain mungkin sektor lain agak kurang tetapi Mamin cukup bagus," katanya kepada Bisnis, Senin (1/3/2021).
Meski demikian, Adhi mengemukakan industri mamin juga saat ini menghadapi tantangan kenaikan harga bahan baku yang sampai dua kali lipat dari kondisi normal.
Page 122 of 127