Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan kinerja ekspor manufaktur mencapai US$186,98 miliar atau setara Rp2.932 triliun pada 2023.
Adapun, nilai ekspor nonmigas ini menyumbang 72,24% dari total nilai ekspor nasional sebesar US$258,82 miliar pada tahun 2023.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri pengolahan nonmigas masih menjadi sektor unggulan dalam memberikan kontribusi terhadap capaian kinerja ekspor nasional.
"Kami terus bertekad untuk meningkatkan nilai ekspor produk manufaktur, termasuk menambah diversifikasi produknya, yang tentunya mempunyai daya saing dan nilai tambah tinggi,” kata Agus, dikutip Jumat (16/2/2024).
Kinerja ekspor tersebut berperan besar terhadap pembentukan neraca perdagangan industri manufaktur menjadi surplus sebesar US$17,39 miliar pada tahun 2023.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan kinerja industri kertas mengalami pertumbuhan positif yakni 4,52% sepanjang 2023 yang didongkrak pesatnya permintaan menjelang Pemilu 2024.
"Pertumbuhan industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman yang mencapai 4,52% dipengaruhi oleh kenaikan permintaan percetakan menjelang pemilu 2024," kata Agus dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (11/2/2024).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) laju pertumbuhan industri kertas melesat dari periode tahun 2022 yang tumbuh 3,73%. Namun, secara kuartalan persentasenya turun dari 5,49% senilai Rp21,68 triliun pada kuartal III/2023.
Optimisme pengusaha industri kertas dalam 6 bulan ke depan pun tinggi. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) industri kertas dan barang dari kertas sebesar 81,1%.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama bagi investor untuk perluasan usaha di sektor industri. Adanya peningkatan realisasi investasi juga didukung oleh berbagai kebijakan strategis pemerintah melalui pemberian kemudahan izin dan fasilitas insentif.
"Selama periode tahun 2014-2023, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas cenderung fluktuatif dengan tren peningkatan. Artinya, para investor masih melihat Indonesia sebagai lokasi yang sangat menarik dan menguntungkan untuk bisnisnya," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Kamis (15/2/2024).
Menperin mengemukakan, bila membandingkan kondisi tahun 2014 dengan 2023, terlihat lonjakan tajam pada nilai investasi sektor industri pengolahan nonmigas. Angkanya yaitu dari Rp 186,79 triliun di tahun 2014 naik menjadi Rp 565,25 triliun pada 2023.
"Secara kumulatif, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas selama 10 tahun (periode 2014-2023) sebesar Rp3.031,85 triliun," ungkapnya.
Pelaku industri komponen otomotif optimistis kinerja akan membaik dan bertumbuh pada tahun ini setelah sepanjang tahun lalu jumlah penjualan mobil mengalami penurunan yang berimbas pada kinerja industri komponen otomotif.
Sekretariat Jenderal Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmad Basuki mengatakan, untuk kinerja komponen otomotif sepanjang 2023 memang mengalami penurunan. Walau begitu GIAMM tetap optimistis kinerja komponen otomotif akan lebih baik di tahun ini.
"Meskipun total produksi tahun 2023 untuk roda empat sedikit menurun 40.000 unit, akan tetapi total produksi kendaraan roda dua mengalami kenaikan hampir 1 juta unit," kata Rachmad kepada KONTAN, Senin (5/1).
Emiten produsen komponen, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mengaku dari sisi penjualan sebagai produsen komponen tetap mengalami peningkatan karena adanya proyek-proyek baru untuk roda dua dan roda empat dan juga produsen komponen otomotif.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, industri alat kesehatan mampu menyumbang devisa signifikan bagi negara. Pada 2023, ekspor di sektor industri alat kesehatan tembus US$ 209,4 juta atau sekitar Rp 3,26 triliun.
"Industri alat kesehatan telah mampu menyumbang devisa negara yang cukup signifikan melalui kinerja ekspor produknya yang mencapai US$ 209,4 juta sepanjang tahun 2023," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (8/2/2024).
Ia menambahkan, industri alat kesehatan dalam negeri telah menunjukkan kemampuannya dalam ajang internasional melalui keikutsertaan pameran Arab Health 2024 di Dubai. Arab Health 2024 merupakan pameran sektor kesehatan terbesar kedua di dunia yang diikuti lebih dari 3.450 eksibitor serta 110.000 healthcare professional dari 180 negara.
Industri pengolahan diprediksi menguat 6 bulan ke depan yang ditandai dengan peningkatan optimisme pelaku usaha. Adapun, subsektor yang paling optimistis yaitu industri alat angkutan lainnya dan industri kertas.
Berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) optimisme pelaku usaha secara keseluruhan mengalami peningkatan menjadi 67,6% pada Januari 2024 dari bulan sebelumnya 62,42%.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional, Eko S.A. Cahyanto mengatakan subsektor industri alat angkutan lainnya memiliki optimisme tertinggi sebesar 83,3%, diikuti industri kertas dan barang dari kertas sebesar 81,1%.
"Optimisme pelaku usaha enam bulan ke depan naik dari 62,42% menjadi 67,6%. Nilai ini tertinggi sejak IKI dirilis [pada November 2022]," Eko dalam siaran pers, dikutip Kamis (1/2/2024).
Page 36 of 132