Tren penjualan mobil listrik atau battery electric vehicle (BEV) terus menunjukkan peningkatan selama tahun 2024 berjalan. Hanya saja, pabrikan mobil listrik mulai was-was dengan efek pelemahan kurs rupiah dalam beberapa waktu terakhir.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil listrik nasional tercatat sebanyak 5.882 unit pada Januari-Maret 2024. Hasil ini melesat 228,05% year on year (YoY) dibandingkan realisasi penjualan wholesales mobil listrik nasional pada periode yang sama tahun lalu yakni 1.793 unit.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, tingginya angka penjualan mobil listrik pada kuartal I-2024 tidak lepas dari bertambahnya merek dan model baru yang beredar di pasar.
Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mencatat pertumbuhan positif industri plastik yang terdongkrak kebutuhan kemasan sepanjang Ramadan 2024.
Sekjen Inaplas, Fajar Budiono, mengatakan kinerja positif ini juga didukung daya beli masyarakat yang mulai menunjukkan perbaikan hingga kebijakan pembatasan impor sehingga daya saing mulai terungkit.
"Biasanya kalo pas Ramadan satu bulan itu bisa 8-10% naik 2-4%. Nah, kecuali tahun 2023 kemarin itu masih jelek, tahun ini kelihatannya momentumnya sedikit berpihak ke pertumbuhan," kata Fajar kepada Bisnis, Selasa (2/4/2024).
Menurut Fajar, sejak berlakunya aturan lartas impor yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.3/2024, pemulihan pasar mulai terlihat dan barang lokal lebih kompetitif dibandingkan barang impor.
Kementerian Perindustrian tengah meracik sejumlah kebijakan insentif dan relaksasi impor bahan baku untuk mengantisipasi dampak gangguan rantai pasok industri imbas konflik memanas di Timur Tengah.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya terus memantau gejolak geopolitik dunia, terlebih setelah konflik panas Iran dan Israel. Eskalasi konflik diwaspadai berdampak ke negara-negara Asean, termasuk Indonesia.
"Saat ini, Kemenperin telah memetakan permasalahan dan berupaya melakukan mitigasi solusi-solusi dalam rangka mengamankan sektor industri dari dampak konflik yang tengah terjadi,” kata Agus melalui siaran pers, Kamis (18/4/2024).
Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat melesat ke level 54,2 pada Maret 2024 atau naik 1,5 poin dari bulan sebelumnya 52,7. Hal ini menandai pemulihan tercepat kondisi manufaktur RI dalam 2,5 tahun terakhir.
Berdasarkan laporan S&P Global, dikutip Senin (1/3/2024) pertumbuhan PMI manufaktur ini didorong oleh indeks permintaan yang tinggi sehingga produksi meningkat dan perusahaan meningkatkan input dalam jumlah besar.
Economics Associate Director di S&P Global Market Intelligence, Pollyanna De Lima, mengatakan kinerja positif dengan pertumbuhan output pada Maret ini mencapai posisi tertinggi didorong oleh kenaikan besar pada permintaan domestik.
"Namun, dampak buruk dari kenaikan tajam ini adalah tekanan harga mendapatkan momentum," kata Pollyana De Lima, dikutip Senin (1/4/2024).
Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) mulai mempersiapkan pasar alternatif untuk mengantisipasi dampak terhambatnya logistik imbas konflik Iran dan Israel yang memanas.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan pihaknya berharap pasar alternatif di wilayah Amerika Latin dan Australia dapat menggantikan pasar Timur Tengah yang diprediksi akan terganggu.
"Alternatifnya ada di belahan Utara sama belahan Selatan, kayak Amerika latin. Kayak kasus Rusia-Ukraina juga dari belahan Selatan juga cukup membantu ya, dari Australia juga," kata Adhi saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (16/4/2024).
Kedua kawasan tersebut dinilai aman dan tidak akan berimbas pada peningkatan ongkos logistik. Sementara, beban biaya logistik akan meningkat di wilayah konflik, khususnya kapal-kapal yang melewati Terusan Suez.
Posisi kinerja manufaktur RI terus menguat didorong permintaan pasar domestik sehingga meningkatkan produksi. Hal ini tercerminkan dari laporan Purchasing Mananger Index (PMI) yang berada di level ekspansi.
Berdasarkan data dari S&P Global, PMI manufaktur Indonesia menempati fase ekspansi dalam kurun waktu 30 bulan terakhir. Pada Februari 2023, level PMI tercatat di angka 52,7.
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam mengatakan capaian tersebut harus diiringi dukungan strategis pemerintah melalui kebijakan pro industri demi memacu pertumbuhan ekonomi.
"Misalkan kita ingin produksi, tapi beberapa bahan baku impor sulit didapat, itu juga akan menghambat untuk tercipta sektor rill nya," kata Bob dalam keterangan resminya, dikutip Senin (25/3/2024).
Page 33 of 132