Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan upaya untuk mencegah masuknya produk keramik impor secara masif.
Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Ditjen IKFT Kemenperin Wiwik Pudjiastuti mengatakan instrumen yang disiapkan diantaranya meliputi lartas keramik impor hingga kebijakan antidumping.
"Memang kondisi keramik kan saat ini lagi banyak impor dan sebagainya. Masalahnya cukup banyak, jadi ya kita sekarang sedang membuat beberapa kebijakan yang intinya untuk meningkatkan kembali kinerja industri keramik kita. Apapun penyebabnya itu," katanya ditemui di sela acara Asta Karya Nusa 2023 di Jakarta, Selasa.
Wiwik mengungkapkan Kemenperin tengah mempersiapkan kebijakan larangan dan pembatasan (lartas) untuk melindungi industri keramik nasional.
Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan terus ekspansi yang tercermin pada Prompt Manufacturing Index (PMI) sebesar 52,93 persen pada kuartal III/2023).
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan bahwa capaian yang menunjukkan ekspansi (>50) tersebut lebih tinggi dari kuartal II/2023 sebesar 52,39% dan kuartal I/2023 di level 50,75%.
“Peningkatan terjadi pada beberapa komponen pembentuk PMI-BI terutama Volume Produksi dan Volume Persediaan Barang Jadi, sementara Volume Total Pesanan juga tetap berada dalam fase ekspansi,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (13/10/2023).
Sementara berdasarkan Sublapangan Usaha (SubLU), Erwin menyampaikan peningkatan terjadi pada mayoritas SubLU, dengan indeks tertinggi terjadi pada Industri Alat Angkut (62,78%), Industri Mesin dan Perlengkapan (60,78%), serta Industri Barang Galian Bukan Logam (59,96%).
World Steel Association (Worldsteel) memproyeksikan permintaan baja tumbuh 1,8% pada 2023 dengan volume mencapai 1.814,5 juta metrik ton. Hal ini didorong oleh pemulihan permintaan di sejumlah negara berkembang di Asia.
Berdasarkan laporan Short Range Outlook (SRO) 2023-2024, permintaan baja mengalami kontraksi hingga 3,3% pada 2022. Sejak paruh kedua 2022, aktivitas sektor pendukung baja menurun tajam karena pelemahan investasi dan konsumsi.
Ketua Komite Ekonomi Baja Dunia Maximo Vedoya mengatakan, penurunan permintaan baja merupakan dampak dari tingginya inflasi dari tren suku bunga, khususnya yang dihadapi oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
"Mempertimbangkan efek tertunda dari pengetatan kebijakan moneter, kami memperkirakan pemulihan permintaan baja pada tahun 2024 akan berjalan lambat di negara-negara maju," kata Maximo dalam laporan terbarunya, Selasa (17/10/2023).
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan ada delapan subsektor industri, plus satu subsektor yang masuk kategori prioritas Kemenperin dalam upaya mempercepat dekarbonisasi.
Kedelapan subsektor tersebut yakni industri semen, baja, pulp dan kertas, tekstil, keramik, pupuk, petrokimia, serta makanan dan minuman, ditambah subsektor alat transportasi (otomotif).
“Sektor-sektor ini yang disebut dengan industri lahap energi. Dan, kami menambah satu sektor lagi, yakni industri alat transportasi,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Sebanyak sembilan subsektor itu ditentukan dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Penyusunan Rencana Aksi Dekarbonisasi Sektor Industri Menuju Target Net Zero Emission (NZE) Tahun 2050 yang digelar Rabu (11/10).
Kinerja dunia usaha pada kuartal III 2023 tetap kuat berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU). Ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 15,65%.
Capaian ini didukung oleh kinerja beberapa Lapangan Usaha (LU) yang meningkat, termasuk LU Pertambangan dan Penggalian karena faktor musiman. Lalu LU Industri Pengolahan didukung oleh permintaan yang masih terjaga, serta LU Konstruksi seiring masih berlangsungnya proyek domestik.
Dikutip dari keterangan Bank Indonesia (BI), Sabtu (14/10/2023), sejalan dengan kinerja kegiatan dunia usaha yang kuat, kapasitas produksi terpakai pada kuartal III 2023 tercatat sebesar 75,17%, meningkat dari 74,88% pada kuartal sebelumnya.
Sementara itu, penggunaan tenaga kerja tetap berada dalam fase ekspansi meski melambat dan kondisi keuangan dunia usaha secara umum juga tetap dalam kondisi baik, meski tidak setinggi kuartal sebelumnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia akan mendorong industri fotovoltaik atau teknologi pengubahan energi dari sinar matahari menjadi energi listrik. Mudahnya biasa disebut dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Industri itu akan didorong untuk mengambil pasar Amerika Serikat (AS). Menurut Airlangga industrial fotovaltaik ini 95% bergantung pada China. Nah, Airlangga menyebut, AS berencana untuk mengurangi impor dari China mulai 2025.
"Kenapa ini penting? Karena sekarang 95% bergantung pada China. AS di 2025 akan mengurangi impor atau melarang dari China, jadi ini kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong fotovoltaik industry," kata Airlangga dalam sambutannya di acara HSBC Summit 2023, Rabu (11/10/2023).
Page 38 of 127