Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk pengembangan industri kosmetik dalam negeri. Konsumsi perkapita kosmetik di Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara competitor seperti Thailand dan Malaysia walaupun memiliki jumlah penduduk melebihi negara-negara tersebut. Kemudian, dari sekitar Rp150 Triliun PDB yang dihasilkan oleh Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia, termasuk industri kosmetik, baru sekitar 30% berasal dari nilai tambah industri dalam negeri, sedangkan sebesar 70% masih dari luar negeri. Hal tersebut merupakan peluang besar untuk direbut oleh industri lokal.

“Saya senang mendengar angka-angka tersebut. Artinya, ini adalah potensi yang bisa diraih di Indonesia. Karenanya, saya meminta kepada multinational brands yang bergerak di industri kosmetik dan selama ini hanya melihat Indonesia sebagai pasar untuk mulai berinvestasi di sini,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada pembukaan Indonesia Cosmetics Ingredients Expo & Seminar (ICI) 2024 di Jakarta International Expo, Rabu (29/5).

Untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut, salah satu faktor penting yang perlu dilakukan adalah mendorong penggunaan bahan baku kosmetik yang berasal dari dalam negeri.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan pengembangan industri semikonduktor akan terus digencarkan pemerintah guna memenuhi pohon industri yang belum dibangun di Indonesia.

Sekjen Kemenperin Eko S. Cahyanto mengatakan, pihaknya akan terus mengejar berbagai potensi investasi semikonduktor. Dia juga sempat membeberkan terkait rencana ekspansi pembangunan pabrik ketiga PT Infineon Technologies Batam.

"Kita mendorong apapun yang bisa kita dorong industrinya di Indonesia akan kita kejar," kata Eko di Kantor Kementerian Perindustrian, Kamis (16/5/2024).

Rencana ekspansi tersebut diyakini dapat mendorong produksi cip lebih banyak di Indonesia. Tak hanya itu, berbagai langkah telah dilakukan Kemenperin untuk mengisi industri yang belum masif di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), PT Infineon Technologies Batam memiliki kapasitas produksi 22 juta per minggu pada 2020 lalu.

Kementerian Perencanaan Pembangunan (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membidik industri pengolahan tumbuh di kisaran 5,5%-6,1%, dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 19,3%-19,6% pada 2025.

Target tersebut lebih tinggi dari sasaran pertumbuhan tahun ini sebesar 4,93% dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 18,80%. Adapun, target ini tertuang dalam Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah 2025 di era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Faktor-faktor pendorong kinerja industri pengolahan pada tahun 2025 antara lain, beberapa proyek investasi yang diharapkan sudah masuk tahap operasional di tahun 2025," demikian bunyi dokumen tersebut, dikutip Selasa (28/5/2024).

Asosiasi Persepatian Indonesia (Aprisindo) mengungkap potensi besar Uni Eropa sebagai pasar industri alas kaki yang mesti dioptimalkan untuk merebut pangsa pasar China di kawasan tersebut.

Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie mengatakan produk-produk China dikenakan tarif bea masuk yang sangat tinggi di Uni Eropa. Hal ini mengakibatkan produknya kalah saing karena harga yang tidak kompetitif.

"Ada pasar potensial itu pasar EU, di mana China tidak mendapatkan preferensial tarif bea masuk, China dikenakan diskriminasi tarif disana, bea masuk sangat tinggi," kata Firman, dikutip Senin (13/5/2024).

China dikenal brutal memasukkan produk ke berbagai pasar ekspor dengan harga yang murah hingga membuat pemain lokal ketar-ketir, termasuk ke Indonesia. Hal ini juga membuat pasar domestik kelimpungan dengan serbuan barang impor.

Kementerian Perindustrian mencatat total nilai investasi industri pengolahan susu sepanjang 2023 mencapai Rp 23 triliun. Realisasi investasi itu termasuk investasi baru di sektor industri pengolahan susu, khususnya produsen susu cair.

"Terjadi perubahan demand di pasar, dari susu bubuk dan susu kental manis, menjadi susu cair (UHT dan pasteurisasi) dalam beberapa tahun terakhir," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika dalam keterangannya Minggu (26/5/2024).

Dia menjabarkan produksi terbesar di industri pengolahan susu saat ini didominasi susu cair dan krim 49%, sisanya adalah susu kental manis 17% dan susu bubuk 17,5%. Seiring hal ini, industri pengolahan susu sudah mampu ekspor dengan beragam produk seperti susu formula, makanan bayi, es krim, keju, yogurt, susu bubuk, susu kental manis, serta susu cair dan krim.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yakin Indonesia dan Australia dapat menjadi kekuatan besar industri baterai mobil listrik dunia. Hal ini bisa terjadi bila kedua negara bisa menjaga kerja sama dengan erat.

Tawaran kolaborasi ini diungkap Bahlil saat memberikan pidato kunci dalam agenda Indonesia-Australia Business Summit (IABS) 2024 yang digelar di Melbourne, Australia. Tak sekedar tawaran kolaborasi, Bahlil juga menegaskan kembali pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mendorong transisi menuju pembangunan berkelanjutan.

Bahlil mengulas hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia sudah sangat baik. Namun dari sisi investasi, potensi kerja sama antara kedua negara belum maksimal. Sebagai negara terdekat, realisasi investasi Australia di Indonesia dalam kurun 5 tahun terakhir, tahun 2019 - 2024, baru sebesar US$ 1,96 miliar.