Pemerintah terus berupaya memperkuat peran kawasan industri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan meningkatnya investasi dan daya saing industri, optimalisasi kawasan industri menjadi strategi utama dalam mempercepat pertumbuhan manufaktur dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) bersama Kementerian Perindustrian untuk mewujudkan upaya tersebut yaitu menggelar Dialog Nasional 2025 dengan tema "Optimalisasi Kawasan Industri: Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi melalui Industri Manufaktur”. Forum ini menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, hingga investor untuk berdiskusi dan merumuskan langkah konkret dalam memperkuat kawasan industri di Indonesia.
Himpunan Kawasan Industri (HKI) menilai industri manufaktur harus tumbuh dan berkontribusi lebih dari target pemerintah sebesar 21,9% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2025-2029 untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Ketua Umum HKI Sanny Iskandar mengatakan, manufaktur menjadi kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam hal ini, pelaku usaha kawasan industri disebut memainkan peran besar untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha manufaktur.
"Target-target saat ini 21,9% [kontribusi manufaktur terhadap PDB] itu kayaknya enggak mencapai 8% [pertumbuhan ekonomi]. Kita butuh lebih dari itu 21,9%, sekali lagi memang industri manufaktur itu kuncinya, punya peranan besar," kata Sanny dalam Dialog Nasional HKI 2025, Kamis (6/2/2025).
Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia (Perprindo) mengapresiasi pemerintah dengan adanya Permendag 8/2024, telah membuat investasi di bidang elektronika tumbuh khususnya untuk produk pendingin ruangan (AC).
Ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya belanja barang modal berupa mesin mesin baru pada 2023 dan 2024, sesuai data yang disampaikan oleh Pusat Kebijakan Export & Import Kementerian Perdagangan.
Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan antara Perprindo dengan Kementerian Perdagangan yang membahas tentang Evaluasi Ketentuan Impor Produk Elektronik dalam Permendag 36/2023 jo Permendag 8/2024, pekan lalu.
"Kami bisa memastikan bahwa untuk investasi baru di bidang AC akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan dan terbukti banyak anggota-anggota kami yang sudah berinvestasi membangun pabrik AC di Indonesia, seperti Sharp, Daikin, Midea, Haier, dan anggota lainnya yang masih dalam proses membangun pabriknya di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal Perprindo Andy Arif Widjaja dalam keterangan tertulis, Senin (10/2/2025).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungakapkan industri manufaktur mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, dari mulai eskpor industri nonmigas hingga realisasi investasi.
Pada 2024, ekspor industri pengolahan nonmigas yang mencapai USD196,54 miliar memberikan andil 74,25 persen dari total nilai ekspor nasional yang mencapai USD264,70 miliar.
Kemudian realisasi investasi industri manufaktur sepanjang tahun 2024 menembus Rp721,3 triliun atau memberikan kontribusi 42,1 persen terhadap total realisasi investasi di Indonesia sebesar Rp1.714,2 triliun.
Sumbangsih investasi manufaktur tahun 2024 juga menjadi yang tertinggi daripada sektor lainnya, dan naik drastis dibanding realisasi tahun 2023 yang mencapai Rp596,3 triliun.
Selain itu, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Januari 2025 berada pada level 51,9 atau naik 0,7 poin dari capaian bulan sebelumnya di angka 51,2. Fase ekspansif ini merupakan titik tertinggi sejak bulan Mei 2024.
Pemerintah perlu mendorong geliat industri manufaktur untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,2% pada 2025.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet ada indikasi terjadi tren deindustrialisasi dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu, perlu disikapi mengingat manufaktur merupakan penyerap tenaga kerja terbesar.
Jika industri manufaktur terus melemah, lanjutnya, maka masyarakat kesulitan akan kesulitan mencari pekerjaan. Akibatnya, makin banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal.
"Sektor informal tentu sulit diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam jangka menengah hingga panjang," ujar Yusuf kepada Bisnis, dikutip Minggu (9/2/2025).
Dia pun tidak heran apabila daya beli masyarakat menurun. Bagaimanapun, sambungnya, upah pekerja informal tidak sebanding dengan pekerja formal.
Sektor manufaktur dalam negeri mengawali tahun 2025 dengan baik. Terbukti dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia Januari yang berada di level 51,9 poin atau naik 0,7 poin dari capaian bulan sebelumnya di angka 51,2.
Fase ekspansif ini merupakan titik tertinggi sejak bulan Mei 2024, dimana geliat industri manufaktur ini ditandai dengan meningkatnya pembelian bahan baku untuk dapat memenuhi lonjakan permintaan pasar pada bulan-bulan berikutnya.
Produktivitas manufaktur dalam negeri menunjukkan kinerja solid, yang diharapkan dapat memasok kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
"Ini artinya para pelaku industri kita semangat dalam memasuki tahun 2025 ini. Dengan kepercayaan yang tinggi dari para pelaku industri untuk terus menjalankan usahanya, kami juga optimistis bahwa perekonomian nasional dapat ikut tumbuh positif," tutur Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief, Senin (3/2/2025).
Page 8 of 127