Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimistis volume penjualan produk keramik tahun ini akan melesat terdongkrak permintaan dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan optimisme tersebut didorong rampungnya pembangunan gedung-gedung kementerian dan perumahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan segera dilakukan pertengahan tahun ini.

"Kami optimistis permintaan keramik dari proyek IKN bisa membantu meningkatkan kinerja penjualan keramik tahun 2024 ini," kata Edy kepada Bisnis, Senin (26/2/2024).

Edy menjelaskan, potensi dan peluang penjualan keramik cukup besar mengingat rencana biaya pembangunan IKN yang berkisar Rp466 triliun hingga proyek tersebut rampung.

Kementerian Perindustrian terus berupaya meningkatkan produktivitas dan daya saing industri furnitur. Kinerja ekspor sektor ini sepanjang tahun 2023 tercatat sebesar USD1,8 Miliar. Selain itu, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) industri furnitur pada Januari 2024 mencapai nilai 52,38 atau berada pada level ekspansi, menandakan para pelaku usaha furnitur percaya terhadap kondisi usahanya.  

Diharapkan, industri furnitur dalam negeri dapat terus meningkat dan berhasil memaksimalkan potensi pasar furnitur global yang nilainya mencapai USD629 Miliar (berdasarkan data Expert Market Research) dan diproyeksikan tumbuh 5% pada 2024.

 Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemenperin adalah dengan melanjutkan program restrukturisasi mesin dan/atau alat peralatan industri pengolahan kayu dan furnitur.

Kinerja industri logam dasar semakin bergeliat dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 14,17% pada 2023. Capaian ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sektor ILMATE mampu tumbuh 10,70% (year-on-year/yoy) pada 2023 atau senilai Rp632,51 triliun. Sektor ini menjadi kontributor utama pertumbuhan manufaktur nasional.

Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin, Sopar Halomoan Sirait mengatakan subsektor logam dasar berkontribusi sebesar 5,61% terhadap industri pengolahan nonmigas pada tahun lalu. Hal ini lantaran perannya sebagai bahan baku industri, salah satunya besi dan baja.

"Sektor industri baja sangat berpotensi memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional melalui added value serta menjadi multiplier effect bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa," kata Sopar dalam siaran persnya, dikutip Minggu (25/2/2024).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan kinerja ekspor manufaktur mencapai US$186,98 miliar atau setara Rp2.932 triliun pada 2023.

Adapun, nilai ekspor nonmigas ini menyumbang 72,24% dari total nilai ekspor nasional sebesar US$258,82 miliar pada tahun 2023.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri pengolahan nonmigas masih menjadi sektor unggulan dalam memberikan kontribusi terhadap capaian kinerja ekspor nasional.

"Kami terus bertekad untuk meningkatkan nilai ekspor produk manufaktur, termasuk menambah diversifikasi produknya, yang tentunya mempunyai daya saing dan nilai tambah tinggi,” kata Agus, dikutip Jumat (16/2/2024).

Kinerja ekspor tersebut berperan besar terhadap pembentukan neraca perdagangan industri manufaktur menjadi surplus sebesar US$17,39 miliar pada tahun 2023.

Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menargetkan pertumbuhan industri kertas dapat tembus mencapai 10% (year-on-year/yoy) pada 2024.

Ketua Umum APKI Liana Bratasida mengatakan, optimisme pertumbuhan tersebut ditopang kinerja eskpor yang cemerlang. Hal ini dibuktikan dengan ekspor yang meningkat 12% pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

"Jika pemenuhan bahan baku terlaksana dengan semestinya tanpa ada hambatan, industrial pulp dan kertas optimistis dapat tumbuh pada kisaran 10% di tahun 2024," kata Liana kepada Bisnis, (22/2/2024).

Adapun, kontestasi politik pada 2024 menjadi momentum pertumbuhan dan perbaikan kinerja industri kertas yang sempat melambat pada akhir tahun 2022.

Pertumbuhan kinerja industri kertas sempat melambat pada kuartal IV/2022, setelah mencetak rekor pertumbuhan tertinggi pascapandemi sebesar 6,58% pada kuartal III/2023.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama bagi investor untuk perluasan usaha di sektor industri. Adanya peningkatan realisasi investasi juga didukung oleh berbagai kebijakan strategis pemerintah melalui pemberian kemudahan izin dan fasilitas insentif.

"Selama periode tahun 2014-2023, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas cenderung fluktuatif dengan tren peningkatan. Artinya, para investor masih melihat Indonesia sebagai lokasi yang sangat menarik dan menguntungkan untuk bisnisnya," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Kamis (15/2/2024).

Menperin mengemukakan, bila membandingkan kondisi tahun 2014 dengan 2023, terlihat lonjakan tajam pada nilai investasi sektor industri pengolahan nonmigas. Angkanya yaitu dari Rp 186,79 triliun di tahun 2014 naik menjadi Rp 565,25 triliun pada 2023.

"Secara kumulatif, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas selama 10 tahun (periode 2014-2023) sebesar Rp3.031,85 triliun," ungkapnya.