Mulai teratasinya persoalan kelangkaan kontainer dan harga pengapalan yang semakin membaik membuat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis industri tekstil dan pakaian jadi bisa bangkit hingga akhir tahun.

Elis Masitoh, Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin, mengatakan bahwa mulai teratasinya sejumlah kendala akan membuat industri tekstil dan pakaian jadi kembali membaik.

Seperti diketahui, tekstil dan pakaian jadi menjadi satu-satunya sektor di industri pengolahan nonmigas atau manufaktur yang terkontraksi pada kuartal II/2021.

Secara year on year (yoy), sektor tekstil dan pakaian jadi pada kuartal II/2021 mencatatkan kontraksi 4,54 persen, sedangkan secara kuartalan tumbuh 0,43 persen.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya kemandirian sektor kesehatan di Indonesia, salah satunya dengan mendorong pelaku industri dalam negeri untuk memproduksi alat kesehatan.

Menurutnya, pandemi Covid-19 menjadi pemantik bagi seluruh sektor untuk meningkatkan kemampuan ketahanan kesehatan bangsa Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

“Bahan baku kesehatan banyak yang tersedia di Indonesia walaupun tidak 100 persen, jadi kita harus bekerja sama dengan baik dalam membicarakan hal ini, tetapi ditekankan sekali lagi, kita jangan impor 100 persen bahan baku dari luar,” kata Luhut dalam Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan, Senin (30/8/2021).

Kenaikan angka Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia pada Agustus 2021 diyakini akan berlanjut bahkan hingga ke level ekspansi di atas 50.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kenaikan PMI Agustus menjadi 43,7 dari bulan sebelumnya 40,3 merupakan dampak dari pelonggaran aktivitas masyarakat.

"Manufaktur di Indonesia berkorelasi sekali dengan aktivitas masyarakat. Pembatasan membuat industri melakukan penyesuaian. Nah pada Agustus sudah mulai ada pembukaan aktivitas. Maka dari angka juli, PMI sudah masuk posisi rebound," katanya kepada Bisnis, Rabu (1/9/2021).

Dia mengaku optimistis pada September 2021 angka PMI akan terkerek ke level ekspansi. IHS Markit mencatat, perbaikan angka PMI Indonesia pada Agustus sejalan dengan kasus Covid-19 yang menurun.

Pengusaha menyebut kebijakan subtitusi impor 35 persen pada 2022 yang dicanangkan Kementerian Perindustrian perlu mendapat dukungan ekstra karena akan menyangkut pada dampak besar yakni peningkatan daya saing produk nasional.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan tahun depan pandemi masih menjadi faktor penyebab ketidakpastian pertumbuhan usaha.

Alhasil, selama pemerintah bisa memastikan pengendalian pandemi dan normalisasi ekonomi berjalan lancar dan tidak terdistrupsi seperti saat ini, pelaku usaha juga optimistis pertumbuhan industri bisa maksimal.

"Namun, untuk mencapai target subtitusi impor 35 persen kami rasa perlu support ekstra karena faktor-faktor yang bermain di sini bukan hanya normalisasi kinerja industri tetapi peningkatan daya saing produk nasional terhadap produk impor," katanya kepada Bisnis, Minggu (29/8/2021).

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membidik produk chip semikonduktor untuk dapat diproduksi di dalam negeri secara bertahap, sejalan dengan target pemerintah yaitu program subtitusi impor.

"Untuk mencapai target tersebut, tentu dibutuhkan dukungan pemerintah berupa kebijakan dan kemudahan baik fiskal maupun non fiskal. Pemberian insentif dalam rangka penanaman modal merupakan salah satu upaya mendorong investasi industri semikonduktor di Indonesia," kata Menperin yang disampaikan secara virtual, Selasa.

Menperin menyampaikan hal itu saat menghadiri Seminar Web Internasional bertajuk "Peluang Industri Indonesia Terkait Isu Global Chip Shortage".

Menperin Agus memaparkan industri semikonduktor chip terus mengalami perkembangan dari chip mikrokontroler hingga Artificial Intelegence (AI) chip yang fungsinya semakin komplek sejalan dengan perkembangan Industri 4.0.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan tiga program prioritas di depan Komisi VI DPR RU dengan pagu indikatif Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tahun 2022 yang ditetapkan sebesar Rp2,61 triliun.

“Tiga program prioritas Kemenperin tahun anggaran 2022 meliputi program pendidikan dan pelatihan vokasi, program nilai tambah dan daya saing industri, serta program dukungan manajemen,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis.

Dari pagi indikatif Rp2,61 triliun tersebut, Menperin merinci belanja pegawai sebesar Rp797 miliar, belanja operasional Rp360,26 miliar, belanja non-operasional Rp1,45 triliun, fungsi pendidikan Rp982 miliar, dan fungsi ekonomi Rp1,62 triliun.

Menperin memaparkan tiga program prioritas Kemenperin yang meliputi Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi yang dilaksanakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).