Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai 2019 dan 2020 merupakan tahun penuh tekanan khususnya bagi sektor industri manufaktur.
Pelambatan pertumbuhan industri manufaktur membuat beberapa kalangan berpendapat bahwa sedang terjadi atau setidaknya sudah ada gejala deindustrialisasi di Indonesia.
"Realitanya, sektor industri pengolahan di Indonesia selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif dan selalu menjadi motor penggerak perekonomian nasional," katanya dalam Refleksi HUT RI Ke-76, Selasa (17/8/2021).
Agus menyebut pertumbuhan negatif hanya terjadi sebanyak dua kali akibat kejadian luar biasa, yaitu minus 11,5 persen akibat dampak krisis 1997 dan minus 2,93 persen pada tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu peningkatan kemampuan industri alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) di tanah air, termasuk dalam memanfaatkan teknologi tinggi sekaligus mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal.
Dengan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri, produk-produk industri pertahanan Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sekaligus bisa menjadi raja di ASEAN.
“Banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri pertahanan, di antaranya kerja sama untuk pengembangannya. Kami mendorong sektor ini untuk berkontribusi mendukung NKRI dalam konteks kemandirian industri,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu.
Industri mebel dan kerajinan atau furnitur mencatat kinerja yang baik selama semester I/2021. Sayangnya, peningkatan ekspor sektor tersebut masih diikuti dengan impor yang juga meningkat.
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mencatat sepanjang enam bulan pertama tahun ini ekspor mebel dan kerajinan meningkat 35,4 persen secara tahunan (yoy). Kenaikan didorong oleh produk mebel yang melesat 39,9 persen dan produk kerajinan naik 24,8 persen.
Adapun, Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan berkontribusi sebanyak 50,2 persen, diikuti oleh Jepang, Belanda dan Jerman yang masing-masing 7,4 persen, 5,3 persen, dan 4,3 persen.
Sementara itu, impor mebel sepanjang semester I/2021 juga naik 36,3 persen dan kerajinan tumbuh 20,8 persen. Secara total impor mebel dan kerajinan meningkat 29,1 persen yoy yang didominasi oleh produk asal China dengan porsi 76,9 persen.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya menjaga produktivitas dan daya saing industri makanan dan minuman (mamin) sebagai kontributor terbesar terhadap sektor industri pengolahan nonmigas pada kuartal II/2021.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri mamin di Tanah Air. Misalnya, menjaga ketersediaan bahan baku dan memfasilitasi pemberian insentif fiskal. Pada kuartal II-2021, industri mamin tercatat tumbuh positif di angka 2,95 persen.
“Industri mamin selama ini telah membawa dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional, seperti peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi, penerimaan devisa dari investasi dan ekspor hingga penyerapan tenaga kerja yang sangat banyak,” kata Putu dalam siaran pers, Sabtu (7/8/2021).
Melalui revisi Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 31/2021 tentang PPKM level 4 di Wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua, pemerintah melakukan evaluasi yakni mengizinkan sektor esensial orientasi ekspor beroperasi penuh.
Tekait hal itu pengusaha pun menyambut baik karena telah sesuai dengan harapan relaksasi PPKM yang dinantikan selama ini.
Koordinator Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan jika mempertimbangkan tren permintaan pasar global, pelaku usaha melihat saat-saat ini adalah waktu yang krusial bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspor.
Hal itu akibat tren normalisasi permintaan pasar global sangat kuat sehingga diperkirakan dalam akhir tahun ini atau tengah tahun depan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memproyeksi kinerja manufaktur pada dua kuartal terakhir tahun ini akan melanjutkan tren positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kinerja industri pengolahan nonmigas tumbuh 6,91 persen secara tahunan pada kuartal II/2021.
"Kementerian Perindustrian memprediksi pada kuartal III/2021 pertumbuhan manufaktur akan berkisar 3-4 persen dan kuartal IV/2021 akan mencapai 4-5 persen," katanya dalam jumpa media virtual, Kamis (5/8/2021).
Agus menyebut proyeksi tersebut telah mempertimbangkan dampak dari sejumlah tekanan dari varian Delta saat ini.
Menurutnya, Purchasing Manager’s Index (PMI) atau PMI IHS Markit periode Juli telah menunjukkan level kontraksi di angka 40,1 setelah 8 bulan ekspansif. Meski, Agus mengakui pada bulan sebelum pandemi perolehan PMI juga pernah kontraksi.
Page 108 of 127