Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen memacu hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki di wilayah Indonesia timur melalui penguatan pelayanan jasa industri.

Penguatan ini karena Indonesia timur masih memiliki potensi yang besar dalam upaya pengembangan industri manufaktur, termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM). Misalnya, di Maluku, wilayah itu berhasil menumbuhkan industri penghasil minyak atsiri, hasil hutan non-kayu, dan hasil laut.

”Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus menjalankan kebijakan hilirisasi industri dalam upaya meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Langkah strategis ini terbukti membawa dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional, mulai dari peningkatan investasi, ekspor, dan tenaga kerja,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi di Jakarta, Rabu.

Pemerintah mempercepat transformasi kawasan industri menuju konsep ramah lingkungan atau Eco-Industrial Park (EIP). Langkah ini jadi bagian penting dalam strategi dekarbonisasi sektor manufaktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau.

“Kami mendorong dekarbonisasi industri karena dampak krisis iklim semakin nyata. Sektor industri memegang peran kunci dalam mencapai target nol emisi,” ujar Direktur Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Winardi, dalam diskusi peluncuran Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel, Kamis (11/6/2025).

Sektor industri saat ini menyumbang 18,9 persen terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 19 juta tenaga kerja. Namun, aktivitasnya juga menyumbang 34 persen emisi karbon nasional. Delapan subsektor industri menjadi penyumbang utama, termasuk semen, besi-baja, pupuk, dan makanan-minuman.

Prospek industri alas kaki berpotensi kembali mendaki seiring rencana investasi dari sejumlah perusahaan asing. Minat investasi ini menjadi angin segar di tengah tekanan pada industri alas kaki nasional.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengungkapkan sepanjang Januari - Mei 2025, ada 12 perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) di subsektor alas kaki yang siap berinvestasi. Total nilai investasi tersebut mencapai Rp 8 triliun.

Kemenperin belum membuka data perusahaan mana saja yang akan membangun pabrik alas kaki di Indonesia. Taufiek hanya memberikan gambaran bahwa kapasitas produksi dari rencana investasi tersebut mencapai 64,6 juta pasang sepatu dan 214,6 juta pasang komponen alas kaki.

Investasi tersebut diestimasikan akan menyerap tenaga kerja lebih dari 80.000 orang.

Industri otomotif di Indonesia masih menunjukkan geliat yang positif di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Hal ini tercermin dari sejumlah produsen otomotif di dalam negeri yang merealisasikan investasinya untuk menambah kapasitas produksinya dalam upaya memenuhi peningkatan kebutuhan di pasar domestik dan ekspor.

“Banyak perusahaan-perusahaan multinasional di dalam negeri, termasuk di antaranya sektor otomotif, yang masih melihat Indonesia memiliki prospek menjanjikan untuk menjalankan produksi manufaktur,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Pembukaan Pabrik Baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (10/6).

Dorongan pertumbuhan aktivitas ekonomi melalui sisi penawaran atau supply side sangat berkaitan erat dengan kebebasan industri, terutama industri padat karya, untuk menciptakan ekosistem bisnisnya yang sehat secara mandiri.

Bila ekosistem itu terganggu, seperti adanya intervensi dari pemerintah melalui berbagai pungutan yang memberatkan, tak heran peranan industri manufaktur, termasuk yang pada modal akan semakin terkikis terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengungkapkan, kondisi ini sebetulnya juga telah digambarkan melalui teori Laffer Curve yang dicetuskan oleh ekonom legendaris Amerika Serikat Arthur B. Laffer.

Industri otomotif di Indonesia masih menunjukkan geliat yang positif di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Hal ini tercemin dari sejumlah produsen otomotif di dalam negeri yang merealisasikan investasinya untuk menambah kapasitas produksinya dalam upaya memenuhi peningkatan kebutuhan di pasar domestik dan ekspor.

“Banyak perusahaan-perusahaan multinasional di dalam negeri, termasuk di antaranya sektor otomotif, yang masih melihat Indonesia memiliki prospek menjanjikan untuk menjalankan produksi manufaktur,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Pembukaan Pabrik Baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat.

Agus menjelaskan, geliat ini sebagai sinyal kuat bahwa investasi di sektor industri otomotif masih terus berjalan dan Indonesia masih menjadi destinasi strategis bagi pengembangan industri kendaraan bermotor, terutama dalam menyambut era kendaraan ramah lingkungan. “Mereka melihat peluang besar dari pasar domestik yang terus tumbuh, serta posisi strategis Indonesia sebagai hub produksi untuk tujuan ekspor pasar global,” ungkapnya.